Jenang/dodol Jaket Banyumas Salasatu makanan khas Banyumas
yang ternyata amat digemari masyarakat, khususnya warga Jakarta . Meski kini dilanda banjir, hampir
setiap harinya untuk tiap pengrajin mampu memasok 70 doz, yang perdoz-nya 100
biji dodol ke berbagai pasar Jakarta.
Dari pusat perajin jenang jaket Banyumas, di Grumbul
Munggangsari, Desa Lesmana, Ajibarang menyebutkan, sedikitnya 20 perajin yang
ada, rata-rata hanya memproduksi separo jenang untuk dikirim ke jakarta. Hal
itu, kata para produsen jenang kajet di Grumbul Munggangsari, karena adanya
banjir yang melanda hampir seluruh kawasan pemukiman Jakarta tersebut.
“Dari yang biasanya perhari stok ke Jakarta 70 dus, sekarang
paling hanya kirim 30 doz atau paling banyak 50 dus. Kita percuma saja kirim banyak,kalau disana tidak
laku, karena masyarakatnya sedang menderita ngurusi banjir. Penjualan benar-benar
turun drastis" kata Hj Darsiti, salasatu produsen jenang jaket, Selasa (22/1).
Darsiti mengaku
pernah mencoba kiri seperti hari basa, yakni 70 doz, ternyata tidak bisa jualan
maksimal. Hal tersebut karena banjir yang mengepung Jakarta membuat sejumlah
jalan ditutup. Karena banyak jalan ditutup, maka Ia dan teman-temannya tidak
leluasa pengiriman jenang jaket ke berbagai pasar tradisional ibukota. "Ya,
maklum warga Jakarta
sedang disibukkan urusan banjir" tuturnya.
Hal senada disampaikan Yoyok (53). Katanya, karena pasokan
ke Jakarta
tersendat oleh banjir, maka jenang jaket Banyumas produksi grumbul Munggangsari
memusatkan pasokannya ke Bandung.(Ero)